Widgets

|

SAATNYA AL-MAHDI DI BAIAT



dalam kajian kali ini akan mendeskripsikan situasi pada sa'at terjadinya pembaiatan, latar belakang munculnya pembaiatan, dan siapakah orang-orang yang mengenali dan membaiatnya. sebenarnya dari apa-apa yang termuat dari hadis-hadis yang shahih dan dha'if sudah cukup untuk menghasilkan suatu kronologi yang menggambar situasi pembaiatan tersebut. hanya saja bila sekedar melihat satu, dua hadis atau lebih dari itu, namun tanpa melihat benang merah-benang merah yang ada, dan tanpa mencermati sunatullah, niscaya akan sulit untuk mendeskripsikan peristiwa pembaiatan tersebut. sejauh mana seseorang pengkaji menfa'atkan hal-hal itu, maka sejauh itu pula hasil yang akan di dapatkanya.

Dari beberapa hadis yang shahih kita jumpai bahwa Al-Mahdi di baiat di antara Rukn dan Maqom Ibrahim, dan ini sudah diketahui di kalangan Ahlus Sunah. dalam hadis yang lain yang shahih di ceritakan bahwa akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu dan ketiganya adalah putra khalifah/raja arab saudi. tetapi tak seorang pun yang berhasil menguasainya. kemudian datanglah pasukan bendera-bendera hitam yang akan membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah di alami kaum sebelumu.alasan kenapa mereka memeranginya, maka sepertinya tak ada hadis shahih yang menjelaskanya. sekarang kita lihat dulu riwayat-riwayat berikut ini..

....sampai kelak datang suatu kaum pemilik bendera-bendera hitam dari arah sana, yakni timur yang menuntut kebenaran. mereka tidak memberikanya, dua atau tiga kali. sehingga mereka berperang dan mereka memperoleh kemenangan. orang-orang itu memberikan apa yang mereka minta, tetapi mereka tidak mau menerimanya. sampai akhirnya mereka menyerahkanya kepada seorang laki-laki dari ahlul baitku. lalu ia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana mereka dulu memenuhinya dengan kedzaliman. karena itu
barang siapa di antara kalian mengalami masa itu hendaknya ia mendatangi mereka, sekalipun ia harus merangkak di atas salju. HR. Ibnu Majah
dari Tsauban, ia berkata bahwa Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "akan berperang tiga orang disisi perbendaharaanmu. mereka semua adalah putra khalifah. tetapi tak seorangpun di antara mereka yang berhasil menguasainya. kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah di alami oleh kaum sebelumu. kemudian beliau menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda: maka jika kamu melihatnya, berbaiatlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi..
HR. Ibnu Majah dalam sunanya, & Mustadrak al-Hakim. hadis ini saya kutip dari buku Yaumul qiyamah, qisthi press hal 246. dalam fote note nya di bawakan perkataan Imam Hakim: "ini adalah hadis shahih menurut syarat syaikhani" Yusuf Wabil: perkataan ini di setujui Adz-Dzahabi. selengkapnya lihat buku tersebut. tetapi saya yakin anda lebih tahu perihal hadis shahih ini.
.

sekarang kita lihat dulu hadis yang shahih ini. seperti yang telah saya katakan dalam kajian hubungan antara sufyani dan penaklukan Palestina, juga dalam kajian pemahaman terbaru mengenai panji-panji hitam, bahwa bendera-bendera hitam ini {dalam hadis kedua ini} adalah pasukan bendera-bendera yang lain, yang tidak tergabung atau bergabung dengan pasukan bendera-bendera hitam yang keluar dari khuarasan, yang di tengah-tengah pasukan tersebut ada Al-Mahdi.
kemudian dalam hadis shahih tersebut dikatakan bila melihatnya agar berbaiat walau pun harus merangkak di atas salju. oleh karenanya banyak sekali, dan bahkan saya tidak mengetahui adanya pendapat yang menyelisihinya, bahwa hadis ini di jadikan dalil bahwa pasukan bendera-bendera hitam inilah yang di tengah-tengah mereka ada Al-Mahdi yang mana karena kedua hadis ini >>>{hadis kedua ini dengan hadis keluarnya bandera hitam dari khurasan} kita di perintahkan berbaiat..

sekarang perhatikan perkataan Tsauban diatas pada hadis kedua, yaitu perkataan; "kemudian Rosulullah menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal". lalu perhatikanlah riwayat yang pertama. riwayat yang pertama ini sejauh yang saya ketahui derajatnya dha'if, di dha'if kan Syaikh Al-Albani dalam Ad-Dha'iffah. tetapi saya juga pernah membaca majalah islam yang memuat hadis ini, bahwa hadis ini hasan karena adanya riwayat dha'if yang lain dan juga dalam Ad-Dha'iffah pula. okelah, anggap saja hadis ini dha'if.
seperti yang telah saya jelaskan panjang lebar dalam kajian hubungan antara sufyani dan penaklukan Palestina, dan juga pada kajian sebelumnya, yaitu kajian pemahaman terbaru mengenai panji-panji hitam, bahwa pasukan bendera-bendera hitam yang keluar dari khurasan yang di tengah-tengah mereka ada Al-Mahdi, dan keluarnya tersebut untuk memerangi sufyani dan akhirnya Al-Mahdi melarikan diri ke Mekkah, dalam hadis yang shahih dengan jumlah dan kekuatan tak berarti ketika melarikan diri ke Mekkah. maka EKSISTENSI pasukan bendera-bendera hitam yang keluar dari KHURASAN yang di tengah-tengah mereka ada Al-Mahdi berakhir di Mekkah. dan di baiatnya beliau di Mekkah ini ketika wafatnya seorang khalifah/raja, jadi kewafatan khalifah/raja adalah moment yang tepat, logis, dan mudah di cerna. terlepas pasukan bendera-bendera hitam yang menyerang Arab Saudi berhasil menaklukanya atau tidak, yang jelas kewafatan khalifah/raja ini membuktikan beliau tidak di bunuh andai mereka berhasil menaklukanya.

maka hal-hal itu semua dengan jelas dan gamblang menunjukan adanya DUA PASUKAN BENDERA-BENDERA HITAM.
yang pertama yaitu yang keluar dari KHURASAN, yang keluarnya setelah Al-Mahdi datang ke khurasan karena lari dari pasukan sufyani. keluarnya pasukan bendera-bendera hitam dari khurasan ini, yang di tengah-tengah mereka ada Al-Mahdi untuk memerangi sufyani di Syam, dan akhirnya melarikan diri ke Mekkah dengan jumlah dan kekuatan yang tak berarti.
kedua adalah pasukan bendera-bendera hitam yang
menyerang Arab Saudi. terlepas mampu menaklukanya atau tidak. tetapi jika melihat riwayat yang pertama, maka menunjukan keberhasilanya, barangkali inilah yang tersirat pada riwayat yang kedua, "yang membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah di alami oleh kaum sebelumu"

PERHATIAN
riwayat pertama tersebut memberikan jawaban sedikit tentang maksud riwayat yang kedua, yaitu menuntut kebenaran. kebenaran bagaimana, sulit untuk di jawab, hanya saja yang tersirat mereka menginginkan kekuasaan. saya kira ini sudah cukup jelas, kecuali latar belakang adanya tuntutan tersebut. jika memperhatikan kalimat, "sampai akhirnya mereka menyerahkanya kepada seorang laki-laki dari Ahlul Baitku" maka kalimat tersebut sepertinya makna yang hilang atau yang terlupa dari Tsauban pada hadis kedua "kemudian Rosulullah menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu beliau bersabda: "maka jika kamu melihatnya, berbaiatlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi" itu artinya, makna yang sesungguhnya pada riwayat yang kedua adalah berbaiat pada Al-Mahdi. bukankah itu sudah jelas? tidak, tidak sesimple itu. faktanya orang-orang yang melihat hadis yang kedua tersebut menggambungkan kedua makna pada satu kesatuan seakan-akan keduanya tak terpisahkan. maksudnya, ketika mereka membaca riwayat yang kedua mereka memahaminya seperti hadis keluarnya bendera-bendera hitam dari khurasan, mereka mengotomatiskan bila berbaiat pada bendera-bendera hitam maka otomatis berbaiat pada Al-Mahdi. seperti yang telah saya jelaskan panjang lebar, bahwa pasukan bendera-bendera hitam itu ada dua. yang keluar dari khurasan lah yang di tengah-tengah mereka ada Al-Mahdi. namun eksistensinya berakhir dengan larinya mereka ke Mekah. karena ketidak tahuan akan hal ini menyebabkan adanya pendapat-pendapat yang keliru. seperti Wisnu Sasongko dalam bukunya Armagedon yang memalingkan makna pembunuhan atau peperangan bendera-bendera hitam pada Arab Saudi ke makna sangat menyimpang, yaitu mereka {bendera-bendera hitam} akan memerintahkan warga untuk shalat berjama'ah. karena menganggap pasukan bendera-bendera hitam yang menyarang Arab Saudi tersebut ada Al-Mahdi bersamanya, maka Wisnu Sasongko memalingkan makna hakiki kedalam makna kiasan tersebut. menurutnya hal itu tak mungkin akan di lakukan Al-Mahdi {± maknanya seperti itu}.

kedua, karena ketidak tahuan akan hal ini akhirnya mereka yakin bahwa Al-Mahdi dan bendera-bendera hitam lah yang akan menyerang Arab Saudi. saya sudah menguraikan bahwa penyerangan ini ada indikasi menggunakan nuklir. yang jelas bendera-bendera hitam ini bukan lah dari khurasan.


.

jadi intinya berbaiat pada hadis kedua itu berbaiat kepada Al-Mahdi. sedangkan yang di bolehkan dan bahkan di perintahkan berbaiat bila melihatnya adalah berbaiat kepada pasukan bendera-bendera hitam yang muncul dari khurasan. tetapi hal ini pun masih menimbulkan tanda tanya. hal ini karena yang tersirat bahkan tersurat bila melihat adanya benang merah mata rantai yang ada, bahwa keluarnya pasukan bendera-bendera hitam dari khurasan tersebut mendeskripsikan bahwa Al-Mahdi pada saat itu jelas
belum di baiat. okelah, kita insya Allah tahu jalan ceritanya akan kemana. mungkin karena hal tersebut {jalan ceritanya menuju Palestina} kita di perintahkan agar berbaiat. hanya saja khurasan disini masih perlu dikaji lebih dalam lagi. kadang-kadang saya bertanya, mengapa kita yang insya Allah lebih dulu mencerna masalah ini. wallahu a'lam, seandainya seperti inilah yang terjadi, dan ada di antara kita yang mencoba memotong jalan dengan terjun dan menyonsong pasukan bendera-bendera hitam yangakan muncul dari khurasan, {dalam konteks Al-Mahdi adalah keluar, karena sebelumnya beliau sudah muncul, terlepas dari Maroko atau tidak. sedangkan bagi bendera-bendera hitam itu muncul. karena hal ini dengan jelas menunjukan awal keberadaanya. sebenarnya tidak masalah adanya beberapa kelompok di timur tengah memakai ciri-ciri bendera hitam, tapi yang perlu kita pahami bahwa bendera-bendera hitam itu baru ada ketika Al-Mahdi terdesak ke khurasan, khurasan disini pun masih samar} maka bila Allah menakdirkan, anda bisa berjumpa dengan pasukan tersebut, dan mungkin juga akan melihat terlebih dahulu sosok Al-Mahdi dan tentunya sebelum beliau di baiat di Mekkah. wallahu a'lam.

sekarang kita kembali pada topik utama. dan lihatlah hadis hadis berikut ini.

telah bersabda Rosulullah Shallallahu Allahi wa Sallam; "suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. lalu di utuslah sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka di telan bumi" Shahih Muslim

....kebengisanya [sufyani] menyebar ke berbagai negeri hingga bagian timur negeri khurasan. mereka [pasukan sufyani] memaksa penduduk khurasan dengan segala cara dan mengirim pasukan ke Madinah untuk menangkap semua keluarga Muhammad dan membunuh laki-laki dan perempuan bani Hasyim. setelah itu, sebagian pasukan di utus ke kuffah dan sisanya ke Al-Barari. pada saat itulah, Al-Mahdi dan Al-Mubaid {dalam riwayat lain Al-Mansyur} melarikan diri ke Mekkah bersama tujuh orang dan bersembunyi di sana.....
hadis ini sebenarnya panjang atau lebih dari itu, dan saya sudah mengurai adanya benang merah dalam hadis ini pada kajian hubungan antara sufyani dan penaklukan Palestina


telah bersabda Rosulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam: "akan terjadi suatu perselisihan ketika meninggalnya seorang khalifah. maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia lari ke Mekkah. lalu datanglah kepadanya orang-orang yang berasal dari penduduk Mekkah, dan mereka membawa laki-laki tersebut dengan paksa, kemudian mereka membaiatnya antara sudut ka'bah dengan Maqam Ibrahim.
dalam catatan kakinya, Amin M Jamaludin berkata {dalam buku Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal hal 61} : "Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dari Ummu Salamah, Riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani dalam Al-Ausath. Al-Haitsami telah berkata dalam kitab Majma Az Zawaaid: "para perawinya adalah para perawi hadis shahih." di hasankan oleh Ibnul Qayyim. akan tetapi, pada sanadnya ada seorang perawi yang di lemahkan oleh lebih dari satu ulama hadits. oleh karena itu, maka Syaikh Al-Albani melemahkan hadits ini dalam kitab Adh-Dha'ifah, nomer 1965. akan tetapi, kemudian beliau menyebut hal-hal yang mengikutinya dalam Ash Shahihah, nomer 1924.
jadi hadits ini hasan lighorihi, wallahu a'lam


URAIAN.
sekarang kita cermati dulu riwayat yang ketiga, yaitu tentang wafatnya seorang khalifah. wafatnya seorang khalifah ini, atau tepatnya terjadinya perselisihan tersebut karena wafatnya seorang khalifah. saya kira konotasinya sudah jelas, yaitu perselisihan tersebut ingin merebutkan kekuasaan yang ditinggalkan karena kewafatanya. sekarang kita lihat hadits paling atas, yaitu tentang pasukan bendera-bendera hitam yang menuntut kebenaran. pada hadis ini kesanya pasukan bendera-bendera hitam tersebut menginginkan kekuasaan, apalagi kalimat berikut ini cukup jelas maksudnya >>>"sampai akhirnya mereka menyerahkanya kepada seorang laki-laki dari Ahlul Baitku" dan memang itulah makna yang dituntut seseorang ketika membacanya. hanya saja saya mengatakan "kesanya" karena struktur kalimatnya tidak benar-benar jelas. tetapi memang itulah makna yang sesungguhnya, insya Allah.

kemudian, tentang apa yang tersurat dari hadits ini mengenai ke'engganan pasukan bendera-bendera hitam menerima apa yang mereka
minta, maka saya lebih memilih makna yang ada pada riwayat wafatnya seorang khalifah, setidaknya hadis ini hasan lighorihi. artinya perselisihan karena memperebutkan kekuasaan karena wafatnya seorang khalifahlah yang harus di pegangi. tentunya disini pasukan bendera-bendera hitamlah yang berselisih bila kita menganggap mereka mampu menaklukan Arab Saudi. dengan catatan mereka tidak membunuh khalifah tersebut ketika menaklukanya, artinya khalifat tersebut ditahan, dan ketika khalifat tersebut wafat, barulah mereka berselisih untuk memperebutkan tampuk kekuasaan yang ditinggalkanya. bila kita menganggap mereka tidak dapat menaklukanya, maka yang berselisih disini adalah orang-orang yang berperang disisi perbendaharaanmu.

riwayat semisal tentang wafatnya seorang khalifah ini juga saya lihat dari buku Misteri Munculnya Imam Mahdi halaman 172 yang di riwayatkan oleh Imam at-Thabrani dalam kitabnya Al-Ausathdari Ummu Salamah, ia berkata, Saya mendengar Rosulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda; "Akan terjadi perselisihan setelah kematian seorang khalifah. lalu, ia akan keluar dari bani Hasyim mendatangi Mekkah. Manusia memintanya untuk keluar dari rumahnya menuju tempat yang berada di antara Rukn dan Maqom Ibrahim..... dan juga dari buku Kiamat Sudah Dekat halaman 57, dari riwayat Abu Dawud.Ummu Salamah berkata, {bahwa} Rosulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "terjadi pertikaian pada sa'at kematian seorang khalifah. bersama'an dengan itu seorang laki-laki penduduk Madinah lari ke Mekkah. setibanya di sana, penduduk Mekkah menemuinya, sebenarnya ia enggan, lalu mereka membaiatnya di antara Rukn Yamani dan Maqom Ibrahim.....riwayat-riwayat seperti ini, tentunya menimbulkan tanda tanya. kenapa Al-Mahdi lari dari Madinah ke Mekkah. apakah tindakanya karena perselisihan karena matinya seorang khalifah, seperti yang tersirat pada riwayat yang hasan lighorihi "akan terjadi suatu perselisihan ketika meninggalnya seorang khalifah. maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia lari ke Mekkah" artinya, beliau lari karena adanya pertikaian tersebut, apa pun motifnya beliau lari, takut atau apa. tetapi bila melihat riwayat berikut ini, maka insya Allah hilang semua apa yang tersirat yang tadi diutarakan.
dari Nu'aim bin Hammad, ia telah membawakan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud dan berkata; jika perdagangan-perdagangan dan jalan-jalan telah terputus, fitnah banyak terjadi, maka munculah TUJUH ULAMA dari penjuru yang berbeda tanpa ada perjanjian di antara mereka. masing-masing mereka di baiat oleh tiga ratus sekian belas orang laki laki sehingga mereka berkumpul di Mekkah. lantas ketujuh ulama berjumpa, sebagian dari mereka bertanya kepada sebagian lain, "apa penyebab kedatangan kalian? lantas mereka menjawab, "kami datang untuk mencari seseorang yang melalui tanganya petaka-petaka ini akan menjadi reda, konstantinopel akan di taklukan. kami telah telah mengenal namanya, nama Ayahnya, nama Ibunya, dan perhiasanya" maka ke tujuh Ulama itu bersepakat untuk melakukanpencarian bersama sama, lantas mencarinya dan mendapatinya di Mekkah. mereka pun bertanya, engkaukah fulan bin fulan? Orang itu menjawab, tidak, aku adalah seorang laki-laki Anshor. ia pun menghindar dari mereka. lantas mereka menceritakanya kepada orang yang berpengalaman dan pengetahuan mengenai orang itu, lantas diberikan jawaban pada mereka, "justru dialah orang yang kalian cari itu", padahal ia telah berangkat ke Madinah. Mereka pun mencarinya ke Madinah, tetapi ia justru menghindari mereka ke Mekkah. lantas mereka pun mencarinya ke Mekkah, mereka pun mendapatinya. mereka bertanya, "engkau fulan bin fulan, Ibumu fulanah binti fulan dan di dalam dirimu ada pertanda begini dan begini, sedangkan engkau telah menghindar dari kami satu kali, maka bentangkanlah tanganmu, kami akan berbaiat kepadamu" orang itu menjawab, "aku bukan orang yang kalian cari, aku adalah fulan al Anshori. Sehingga ia pun menghindar dari mereka, mereka pun mencarinya di Madinah, tetapi ia berselisih jalan dengan mereka pergi ke Mekkah, lantas mereka mendapatinya di Mekkah di samping Rukn (hajar aswad). Mereka pun berkata, "dosa kami dan leher kami menjadi tanggungan anda apabila anda tidak bersedia membentangkan tangan anda untuk kami baiat. lihatlah, tentara sufyani telah berangkat untuk mengejar kami". Maka ia duduk di antara Rukn dan maqom. Ia membentangkan tanganya lantas di baiat. Allah meletakan rasa cinta kepadanya di hati manusia, lantas ia berjalan bersama orang-orang yang mereka ibarat singa di siang hari dan pendeta di malam hari....

sekarang kita perhatikan hadis ini baik baik. pada bagian awal hadis itu di katakan bahwa munculah tujuh orang ulama dari penjuru berbeda tanpa ada perjanjian di antara mereka. Ini mengindikasikan bahwa mereka sebenarnya sudah saling mengenal, hal ini dikarena kan hadis itu mengatakan tanpa ada perjanjian diantara mereka. lalu diantara mereka saling bertanya tentang kedatangan mereka. dari jawaban mereka tentu sudah dipahami bahwa kedatanganya untuk mencari Al-Mahdi. lalu mereka beberapa kali bertemu denganya dan beliau pun mengelak. perlu disadari, ketika mereka mengatakan pada sesama mereka, kami telah mengenal namanya dan seterusnya. ini mengindikasikan bahwa sebagian mereka adalah teman dari satu desa yang sama dengan Al-Mahdi, karena mereka mengatakan 'kami mengenal...nama ibunya..., karena dalam hadis hanya mengatakan namanya dan nama ayahnya sama dengan namaku dan nama ayahku/Rosulullah. insya Allah ini sudah sesuai dengan sunattullah dan logis. bila hal ini anda sudah mencerna dengan baik, insya Allah anda akan sepakat dengan saya, bahwa lari nya Al-Mahdi pada saat kematian seorang khalifah bukan karena kematian khalifah tersebut. tetapi tindakan beliau yang lari pada saat itu karena di cari oleh 7 orang ulama untuk membaiatnya. dan mereka tentu saja orang-orang yang bersama Al-Mahdi ketika memerangi sufyani. mereka adalah orang-orang yang di sebut dalam hadis di atas "pada saat itulah Al-Mahdi dan Al-Mubaid {dalam riwayat lain Al-Mansyur} melarikan diri ke Mekkah bersama TUJUH orang dan bersembunyi di sana" atau dalam hadis yang shahih disebutkan dengan jumlah dan kekuatan yang tak berarti.

jika bukan mereka yang mengetahui keberadaan Al-Mahdi lalu siapa. jangan mengigau, bahwa orang-orang yang mengenali Al-Mahdi adalah kalangan external. walau pun banyak sekali orang, entah itu ulama, ahli ilmu dan yang semisalnya mengetahui nama asli Al-Mahdi dan juga ayahnya, tetapi hanya orang yang kenal beliau lah yang dapat menyingkap keberadaan Al-Mahdi. apakah orang-orang itu satu kampung
dengan beliau, ataukah sesama penuntut ilmu yang karena nya mengetahui nama nya, ayah nya dan sislsilah keluarganya. jika mengikuti pendapat kebanyakan pemerhati masalah ini, maka saya hal itu sangat sulit terwujud. memang ini bukan mustahil, tetapi jauh lebih baik dari apa yang termuat dari hadis dhaif tersebut. jika mempermasalahkan karena ke dhaifanya, maka apa lagi mereka yang hanya ngomong tanpa mendatangkan dalil kecuali persangkaan saja..

apa lagi hadis tersebut menapaki jalan sunattulah atau sebab akibat. merekalah yang sama-sama berjuang dengan Al-Mahdi dalam memerangi sufyani. andai pun anda mempermasalahkan hadis-hadis sufyani, tetapi hal ini tak merusak substansi ini. mereka yang dalam hadis shahih lari dari arah Syam, terlepas memerangi sufyani atau tidak, maka tentunya mereka yang akan mengenali jati diri Al-Mahdi. dan mereka baru menyadari keberadaan Al-Mahdi ketika di mekkah pada saat kematian seorang khalifah.
jadi, hadis-hadis yang mengabarkan larinya Al-Mahdi pada saat kematian seorang khalifah tidak ada sangkut paut-nya dengan Al-Mahdi, tetapi hal tersebut rupanya yang mengingatkan mereka tentang hal Al-Mahdi, dan akhir-nya mereka mencari Al-Mahdi yang sebelumnya sudah mengenal jati diri beliau. hanya saja kematian khalifah tersebutlah yang menyadarkan mereka akan Al-Mahdi. jadi, kematian khalifah tersebut adalah moment yang tepat untuk mengangkat seorang khalifah dan karenanya mereka teringat tentang Al-Mahdi yang sebelumnya berjuang bersama sama dalam memerangi sufyani di Syam.

andai pasukan bendera-bendera hitam mampu menaklukan Arab Saudi, maka merekalah yang akan berselisih pada saat kematian khalifah tersebut. andai sebaliknya, maka mereka {tiga orang putra khaliah yang berperang disisi perbendaharaanmu} lah yang akan berselisih pada saat kematian khalifah tersebut. tentunya perselisihan tersebut soal kekuasaan, dan sedangkan saat itu Al-Mahdi di baiat. maka indikasinya akan ada
peperangan bila mereka yang berselisih tidak tunduk dan menyerahkan apa yang mereka perselisihkan kepada Al-Mahdi. insya Allah.

sekarang kita kembali pada pokok kajian. pada bagian akhir hadis tentang tujuh ulama, di situ di sebutkan perihal mereka yang ingin membaiat Al-Mahdi berkata "lihatlah tentara sufyani telah berangkat untuk mengejar kami" seperti yang termuat dalam dalam hadis yang shahih, bahwasanya Al-Mahdi di buru sepasukan tentara dari Syam, dan saat itu beliau lari ke Mekkah dengan teman-temanya dalam jumlah dan kekuatan yang tak berarti. yang jelas bila kita tak melihat sufyani-pun, tetapi yang pasti insya Allah orang-orang yang mengenali beliau adalah mereka yang turut serta lari dari Syam. karenanya hadis 7 ulama tersebut di terapkan pada mereka. bagi saya pribadi sufyani itu ada, dan tak perlu anda ikuti pendapatku.

hadis-hadis atau atsar-atsar yang berbicara tentang sufyani konteksnya memberi kabar tentang huru-haranya yang mana juga hadis-hadis yang terkait, semisal bendera-bendera hitam. semua hadis-hadis itu berdiri pada satu sisi. maksudnya, anda akan melihat sisi yang berbeda dari hadis 7 ulama tersebut.
perhatikan hadis 7 ulama tersebut, niscaya anda akan menemukan perbedaan dari hadis-hadis yang lainya. hadis itu mengabarkan 7 ulama yang mendesak Al-Mahdi untuk di baiat dengan berkata "lihatlah tentara sufyani telah berangkat untuk mengejar kami" sejauh yang saya ketahui, tak ada satu pun hadis atau atsar tentang sufyani yang hasan apa lagi shahih riwayatnya. sekarang renungkan perkataan mereka {7 orang} yang hendak membaiat Al-Mahdi. apa mereka mengikuti sebagian orang yang memegang hadis-hadis sufyani, atau kah mereka mengakui keberadaan fitnah sufyani setelah apa yang mereka alami bersama Al-Mahdi ketika berperang di Syam yang akhirnya mereka lari menuju Mekkah. yang mana mereka juga mengetahui hadis hadis sufyani. inilah keunikan hadis ini di bandingkan hadis-hadis yang lainya. bila hadis-hadis lainya berbicara tentang kabar fitnah sufyani, maka hadis ini mengabarkan orang-orang yang sudah mengetahui keberadaan fitnah sufyani. artinya, bila di tinjau dari sisi pengetahuan huru-hara akhir zaman, maka fitnah sufyani mempunyai tempat tersendiri di kalangan pemerhati akhir zaman, terlepas mengakui atau tidak seperti halnya mereka yang hendak membaiat Al-Mahdi. jika pertanyaanya bagaimana membuktikan keberadaan kabar fitnah sufyani dari riwayat dha'if dengan riwayat dha'if pula, maka jawabanya sebagai berikut.

bila suatu hadis dhaif, maka tidak semua matan yang terkandung dari hadis tersebut tidak ada sama sekali, atau bisa juga itu terbalik seperti halnya hadis tentang masa menetap dajjal. jika dalam riwayat yang shahih dikatakan ia hidup selama empat puluh hari. satu hari ada yang seperti satu tahun, satu bulan, dan satu pekan. maka pada riwayat yang dhaif ia hidup selama empat puluh tahun, seperti pada riwayat Ibnu Majjah. pun demikian ternyata pada sebagian mattanya ada yang shahih yang keshahihanya ada pada riwayat yang lain yang diriwayatkan secara terpisah-pisah.
[kisah dajjal dan turunya Isa Ibnu Maryam untuk
membunuhnya, pustaka Imam Asy Syafii] tetapi memang pada hadis-hadis sufyani tidak ada yang shahih, sehingga contoh pada hadis dajjal tersebut tidak mengena. tetapi renungkanlah dalam-
dalam dari semua riwayat sufyani yang saya bawakan tersebut ternyata memiliki mata rantai cerita yang tersambung dan bahkan sampai
pada riwayat yang shahih tentang hadis pembenaman di antara Madinah dan Mekkah. jika karena hadis sufyani yang dhaif semuanya, dan apakah lalu setiap mattanya itu tidak ada mattanya yang sebenarnya Rosulullah mengabarkanya. jika ini yang di pilih lalu mengapa tidak dikatakan hadis itu maudhu atau palsu. bukankah hadis-hadis sufyani itu dhaif!. dhaifnya suatu hadis itu bisa karena lupa, dan bila ini yang terjadi, maka hal itu tidak secara otomatis semua matan yang di ceritakanya berisi kelupaan semua.

bila hadis tentang masa menetapnya dajjal yang shahih itu selama 40 puluh hari, sedangkan yang dhaif
itu 40 tahun, maka metode ini kita terapkan pada sufyani. sekarang seandainya yang dhaif itu bernama sufyani, maka seharusnya yang shahih itu apa? jika kita lihat semua riwayat tentang sufyani, maka sufyani ini tidak pada posisi 40 tahun dalam konteks hadis dhaif dajjal. artinya sufyani itu ada, hanya saja rincian setiap fitnah yang datang pada semua riwayat tersebut lah yang tidak bisa kita pastikan,
kecuali semua mattan yang memiliki benang merah mata rantai cerita lah yang dapat kita perhatikan bila kita menjumpai masa itu. kalau semua riwayat sufyani yang saya nukilkan dan saya yakin masih banyak yang tidak saya ketahui, lalu itu semua tidak ada wujud dari fitnah sufyani, maka setiap perawi yang bercerita tentang sufyani itu pasti berkata mengada ada, dan sungguh hebat sampai terbingkai suatu jalan
cerita yang sampai pada riwayat pembenaman, dan
ini pun baru saya mendapatinya sesuatu yang mungkin tidak pernah terbetik sebelumnya dari para pemerhati tema ini. dan mengapa hadis sufyani itu dhaif bila mana apa yang baru saya katakan, maka seharusnya hadis hadisnya maudhu. wallahu a'lam

Terlepas fitnah sufyani ada atau tidak, tetapi insya Allah orang-orang yang pertama tama mengenali beliau {Al-Mahdi} adalah orang-orang yang ikut lari bersama beliau dari Syam {kalau bukan suriah insya Allah Palestina}. merekalah yang akan membaiatnya terlebih dahulu, dan kejadianya ketika wafatnya seoarang khalifah Arab Saudi. inilah moment yang tepat untuk mengangkat beliau menjadi PEMIMPIN di Arab Saudi.

perlu di INGAT bahwa kematian khalifah tersebut membuktikan bahwa ketika pasukan panji-panji hitam
ketika telah menggulung Arab Saudi tidak membunuh khalifah tersebut. lihat riwayat Ibnu Majah di atas. sedangkan kematian khalifah tersebut terjadi setelah Arab Saudi takluk dan kekuasaan telah di genggam pada pasukan panji-panji hitam. apakah kematian tersebut oleh mereka atau sakit, atau karna yang lain. jadi, ihkwan-ihkwan yang berharap kematian khalifah sekarang ini, yang denganya di duga saudara-saudara khalifah tersebut berperang di sisi perbendaharaan, maka ihkwan-ihkwan tersebut belum mencerna dalam-dalam sebab di baiatnya Al-Mahdi. jika khalifah sekarang ini wafat lalu saudara-saudaranya berperang memperebutkan kekuasaan, maka pertanyaanya siapakah khalifah yang meninggal yang denganya dijadikan sebab oleh teman-teman Al-Mahdi untuk membaiat beliau. sedangkan saat itu Arab Saudi telah jatuh pada pasukan panji-panji hitam.

ada hadisnya atau tidak, yang jelas ketika Al-Mahdi telah di baiat, maka saat itu pasukan panji-panji hitam hanya ada dua pilihan. menyerahkan kekuasaanya pada Al-Mahdi atau
tidak. bukankah riwayat Ibnu Majah di atas mereka akan menyerahkanya? riwayat tersebut ada kritikan padanya, insya Allah bila ada kesempatan akan di urai lebih jauh lagi. dan ingat! pasukan panji-panji hitam ini ada dua seperti yang telah saya uraikan pada kajian pemahaman terbaru mengenai panji-panji hitam.

KESIMPULAN.


1. Yaitu PERANG yang akan di lakukan oleh TIGA ORANG PUTRA KHALIFAH. dalam konteks hadis mereka berperang disisi perbendaharaanmu {Arab Saudi/sepertinya harta dan sepertinya terkait dengan kekuasaan} mereka semua tak ada yang berhasil menguasainya.

2. setelah itu munculah PASUKAN PANJI-PANJI HITAM dari arah timur yang menuntut kebenaran {menginginkan kekuasaan}. mereka membunuh kamu {di tujukan untuk Arab Saudi} dengan suatu pembunuhan yang belum pernah di alami oleh kaum sebelumu {Arab Saudi}


[indikatornya menunjukan terjadi di tahun yang sama [perang tiga orang anak khalifah dan perang yang akan dilakukan pasukan panji-panji hitam]

3. PASUKAN PANJI- PANJI HITAM ini mampu menaklukan Arab Saudi seperti yang tersirat dan tersurat. ada kemungkinan bahwa peperang tersebut terjadi di bulan RAMADHAN dan kekuasan yang di dapatkanya hanya bertahan ± 2 bulan seperti yang telah di uraikan pada kajian KEKUASAAN SESAAT PANJI-PANJI HITAM.



4. kematian khalifah ini {insya Allah} menyadarkan teman-teman Al-Mahdi yang ikut lari bersama beliau dari kejaran sepasukan prajurit atau tentara dari arah Syam {Suriah atau Palestina}. dalam riwayat yang bermasalah disebutkan 8 orang atau dalam hadis yang shahih disebutkan dengan jumlah dan kekuatan yang tak berarti. dan merekalah yang mengenali Al-Mahdi dan merekalah golongan yang pertama membaiat beliau.

5. Pembaiatan tersebut insya Allah terjadi di bulan Dzulhijjah.

6. Pasukan PANJI-PANJI HITAM ternyata ada dua kelompok. pertama yang berserta Al-Mahdi, dan kemunculanya setelah Al-Mahdi terdesak dari pasukan dari Syam {sufyani} hingga {indikatornya} beliau pergi ke khurasan. dari sinilah beliau keluar kembali untuk memerangi pasukan dari Syam {sufyani} berserta atau disertai pasukan PANJI-PANJI HITAM. dan indikatornya beliau berserta pasukan PANJI-PANJI HITAM memerangi kembali pasukan dari Syam tersebut.
dan sudah pasti akhirnya beliau disertai sisa-sisa pasukan PANJI-PANJI HITAM melarikan diri ke Madinah. dan saat itu Arab Saudi telah jatuh pada pasukan panji-panji hitam. dan pasukan panji-panji hitam inilah {yang telah menguasai Arab Saudi} adalah pasukan panji-panji hitam kedua. siapa mereka, saya sudah menguraikanya dan ada baiknya dikaji kembali, insya Allah bila ada kempatan.

barangkali beberapa kesimpulan tersebut sudah mencukupi, dan semoga kajian atau uraian ini bisa mudah dipahami, dan semoga kita menjumpai masa-masa Al-Mahdi, Amin.

Posted by Fellthis Cecillia on 11.25. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "SAATNYA AL-MAHDI DI BAIAT"

Leave a reply