Perempuan Suriah mengaku dipaksa melakukan jihad seks
Merdeka.com - Sejumlah perempuan Suriah yang keluarganya
mengatakan mereka diculik oleh pasukan keamanan tampil di televisi dan
mengisahkan pengalaman sedih mereka.
"Ayah saya menyuruh saya
mandi. Saat sedang mandi seorang pria lebih dari 50 tahun masuk ke kamar
mandi. Dia hanya memakai celana dalam. Dia menjambak rambut saya dan
menarik saya ke kamar. Saya berteriak dan ayah saya mendengar teriakan
saya tapi dia tidak berbuat apa pun," kata Rawan Qadah, gadis di bawah
18 tahun, dalam siaran televisi itu, seperti dilansir staun televisi Al
Arabiya, sabtu (28/9). Qadah mengatakan ayahnya telah menjual
kehormatannya kepada pra pemberontak.
Siaran stasiun televisi
Suriah versi tanpa penyuntingan itu memperlihatkan para perempuan itu
disuruh oleh sejumlah pria di belakang mereka untuk membaca pernyataan.
Tapi
menurut keluarga Qadah, anak perempuan mereka diculik oleh pasukan
keamanan Suriah dalam perjalanan pulang sekolah November tahun lalu di
daerah rumah mereka di Deraa.
Lain lagi cerita Sarah Khaled
al-Alawo asal Deir al-Zour. Perempuan ini disebut sebagai anggota
barisan al-Nusra yang merupakan jaringan Al-Qaidah.
Dia menyatakan dirinya harus melayani kebutuhan seksual pada pemberontak dan menyebut layanan itu sebagai jihad seks.
Tapi
keluarga Alawo menegaskan anak perempuan mereka ditangkap di kampus
Universitas Damaskus setelah menyatakan penentangan terhadap Presiden
Basyar al-Assad.
Jihad seks atau jihad nikah, yang mengizinkan
pernikahan singkat untuk berhubungan badan, menurut kaum Salafi garis
keras, boleh dilakukan sebagai bentuk perang suci.
Menteri Dalam
Negeri Tunisia Lotfi Bin Jeddo pekan lalu mengatakan sejumlah perempuan
Tunisia yang pergi ke Suriah untuk berjihad seks kini telah kembali
dengan berbadan dua.
Menurut Jeddo, gadis-gadis Tunisia itu kerap berhubungan seks dengan 20, 30, hingga seratus pemberontak Suriah.
"Mereka
hamil atas nama jihad seksual dan kita hanya diam saja tidak berbuat
apa pun," kata dia dalam pidato di Majelis Konstituen Nasional.
Kementerian
Dalam Negeri, kata Jeddo, telah melarang enam ribu warga Tunisia pergi
ke Suriah sejak Maret lalu dan menangkap 86 orang diduga membuat
jaringan untuk mengirimkan pemuda Tunisa berjihad di Suriah.