Dijadikan berhala, pohon ek berusia 150 tahun di Suriah ditebang
Merdeka.com - Kelompok jihad dikabarkan telah menebang pohon
ek berusia 150 tahun di Kota Atme, sebelah utara Surah, dekat perbatasan
Turki, setelah mereka menuduh penduduk setempat menyembah pohon itu.
Keterangan ini didapat dari sumber-sumber pro-jihad.
"Pohon berusia lebih dari 150 tahun itu telah ditebang, setelah
orang-orang menyembah pohon itu bukannya Tuhan," kata sumber itu, dua
hari lalu, melalui akun Twitter miliknya bernama 'Panggilan kami adalah
jihad kami', seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Sabtu
(23/11).
Dia juga mengunggah foto seorang pria mengenakan topeng hitam sambil
membawa gergaji mesin untuk menebang pohon itu. Sebuah bendera hitam
bergaya Al-Qaidah yang melambangkan keimanan Islam telah ditanam di atas
pohon itu.
Simpatisan jihad menggunakan tanda pagar (hashtag) yang digunakan
oleh pendukung jihad dari kelompok Negara Islam Irak dan Levant (ISIL).
Rami Abdul Rahman dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia
membenarkan bahwa pohon itu telah ditebang. Dia menjelaskan bahwa pohon
itu berdiri di sebelah kuil kuno di Atme.
Setelah kelompok jihad mengambil alih kuil itu dan mencegah orang
ingin berdoa di sana, warga kemudian menggelar doadi pohon ek itu
sebagai gantinya.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia dan sumber lokal dari
kelompok pemberontak mengatakan laporan itu datang beberapa jam setelah
ISIL mengambil alih Kota Atme, di sebelah barat laut Provinsi Idlib, dua
hari lalu.
"ISIL mengambil alih Atme. Mereka telah mendirikan pos-pos
pemeriksaan di seluruh kota," ujar Abu Leila, seorang pemberontak dari
Idlib yang marah oleh perebutan kota itu.
Dia melihat hal ini sebagai sebuah kerugian strategis bagi pejuang
oposisi utama, di mana banyak dari antara mereka berselisih dengan para
kelompok jihad.
"Atme adalah oksigen untuk Tentara Pembebasan Suriah (pemberontak)
yang bertempur untuk menggulingkan Presiden Suriah Basyar al-Assad,"
ujar dia.
Abu Leila mengatakan para pemberontak telah menggunakan Atme sebagai
sebuah pintu masuk untuk segalanya, mulai dari senjata sampai makanan,
dan sebagai pintu keluar untuk mereka yang terluka untuk dibawa ke rumah
sakit di Turki.